Rabu, 30 Desember 2009

Sampai dengan Tahun 2010 Dekade Penyakit Tulang



YOGYAKARTA – Menarik sekali berita pendek yang dimuat SH mengenai ancaman keropos tulang terutama bagi wanita pascamenopause. Nara sumber berita tersebut adalah Direktur Rumah Sakit Siaga Prof. Dr. Chehab R. Hilmy, FICS ketika berlangsung seminar osteoporosis untuk dokter-dokter.
Penyakit keropos tulang atau osteoporosis memang menjadi masalah cukup berat saat ini, khususnya pada wanita serta mereka yang berusia lanjut, baik pria maupun wanita. Semakin tua umur seseorang, maka kemungkinan terserang penyakit keropos tulang semakin besar. Khususnya pada wanita, memasuki masa menopause kejadian keropos tulang semakin menjadi-jadi.
Keropos biasanya terjadi pada semua tulang. Namun yang paling tampak adalah pada tulang belakang yang menyebabkan badan seseorang tampak bungkuk serta pada pangkal paha yang sering menimbulkan patah tulang dan kelumpuhan.
Berbincang-bincang dengan dr. Nyoman Kertia SpPD-KR dari Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, akan diperoleh gambaran lebih rinci mengenai penyakit keropos tulang atau penyakit rematik pada umumnya. Tulisan ini mensosialisasikan penyakit yang sangat berbahaya dewasa ini. Bahkan sejak tahun 2001 hingga 2010 telah dicanangkan sebagai dekade penyakit tulang dan sendi di seluruh dunia. Dapat dibayangkan begitu besarnya dampak negatif yang ditimbulkan oleh penyakit tulang dan sendi, sehingga seluruh dunia harus mewaspadainya.
Apa dampak negatifnya yang paling besar? Seseorang yang telah terjangkit penyakit tersebut jelas sulit melakukan pekerjaan dengan baik. Rasa nyeri pada tulang, otot dan sendi akan sangat mengganggu dari hari ke hari. Sayang sekali obat-obat penekan rasa nyeri dan antiradang yang beredar di pasaran dewasa ini banyak efek sampingnya, terutama pada lambung, ginjal, hati dan lain-lain. Tidak itu saja, harganya pun relatif mahal.
Jika seseorang sangat mudah mengalami patah tulang, meskipun hanya benturan kecil misalnya jatuh di kamar mandi, patah tulang rusuk akibat batuk dan lain-lain, maka perlu dicurigai orang yang bersangkutan telah menderita keropos tulang. Memang barangkali si penderita jarang merasakan rasa nyeri akibat keropos tulang, namun jika sudah terjadi patah tulang, akan terasa nyeri sekali.
Apakah ada obatnya? Pengobatan yang paling sederhana namun mendasar adalah pemberian kalsium yang cukup, misalnya minum susu secara teratur, pemberian vitamin D sambil berjemur di pagi hari sekitar satu setengah jam, pemberian obat hormon seperti estrogen, kalsitonin serta obat penumbuh tulang (bisfosfonat).
Agar wanita-wanita dan mereka yang sudah berusia lanjut terhindar dari penyakit keropos tulang ini, sebaiknya melakukan olahraga dan aktivitas fisik yang cukup dan teratur, makan dan minum yang cukup kandungan kalsium dan vitamin D, serta pemberian estrogen khusus bagi wanita yang sudah memasuki masa menopause.

Osteoartitis
Kalau penyakit osteoporosis menyerang tulang-tulang pada umumnya sehingga mengakibatkan keropos, maka pada penyakit osteoartitis ini sasaran paling utama adalah pada sendi lutut (dengkul). Sebuah penelitian di Malang, Jawa Timur menunjukkan hasil osteoartitis menyerang 13,5 persen dari penduduk usia 40 tahun ke atas. Penyakit ini juga sering menyerang sendi panggul pada pangkal paha, serta jari tangan. Jika penyakit ini mengenai tulang belakang terutama boyok, maka disebut osteoartrosis.
Mereka yang terserang osteoartritis akan merasakan nyeri sendi terutama saat berjalan naik dan turun tangga, atau serangan malam hari sehingga si penderita sulit tidur.
Beberapa faktor penting yang berhubungan terjadi osteoartritis adalah umur yang semakin tua, kegemukan, kencing manis, penggunaan sendi yang berlebihan atau sebaliknya kurang melakukan aktivitas.
Sekali saja seseorang terserang osteoartritis, maka penyembuhannya akan sulit sekali. Memang dokter dapat memberikan obat penahan sakit, anti radang atau obat untuk menumbuhkan tulang rawan kembali, namun yang penting kurangi aktivitas, menurunkan berat badan serta mengikuti program fisioterapi.

Asam Urat
Penyakit asam urat atau penyakit pirai sangat banyak dijumpai di seluruh Tanah Air, tidak di kota saja tetapi sampai ke pelosok-pelosok desa dan kampung. Penderitanya tidak pandang umur, dari anak-anak sampai lansia (lanjut usia).
Pada umumnya asam urat menyerang laki-laki meskipun wanita juga bisa terserang terutama yang sudah menopause. Sendi yang paling sering terkena adalah pangkal dan jempol jari kaki, sendi-sendi pada tangan dan lutut. Asam urat juga bisa menumpuk pada telinga, bahkan pada otot sehingga menimbulkan rasa kemeng.
Asam urat juga bisa menumpuk pada ginjal seseorang, sehingga menyebabkan batu ginjal. Dokter-dokter biasanya dapat memberikan obat penahan sakit, antiradang bahkan penyuntikan steroid ke dalam sendi. Yang penting usahakan obat penurun asam urat atau obat untuk mengeluarkan asam urat dari dalam tubuh, serta mengurangi diet yang mengandung purin. Mengapa? Purin inilah sebetulnya cikal bakal asam urat, seperti ‘dirumuskan’ dalam satu kata: bendjol, singkatan dari bayam, emping, nenas, durian, jeroan, otak dan lemak.
Para penderita asam urat di DIY dan Jawa Tengah, pada umumnya setelah tidak lagi memakan bendjol, mereka terhindar dari rasa sakit dan nyeri. Di musim hujan ini buah durian biasanya banyak dijual sebagai buah penghangat tubuh. Tetapi di situ juga letak tantangan paling berat; ingin terkena asam urat atau tidak! (fx koesworo)

Penulis adalah mantan wartawan SH kini Pemred majalah Pusara Taman Siswa, Yogyakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar