Rabu, 30 Desember 2009

Sampai dengan Tahun 2010 Dekade Penyakit Tulang



YOGYAKARTA – Menarik sekali berita pendek yang dimuat SH mengenai ancaman keropos tulang terutama bagi wanita pascamenopause. Nara sumber berita tersebut adalah Direktur Rumah Sakit Siaga Prof. Dr. Chehab R. Hilmy, FICS ketika berlangsung seminar osteoporosis untuk dokter-dokter.
Penyakit keropos tulang atau osteoporosis memang menjadi masalah cukup berat saat ini, khususnya pada wanita serta mereka yang berusia lanjut, baik pria maupun wanita. Semakin tua umur seseorang, maka kemungkinan terserang penyakit keropos tulang semakin besar. Khususnya pada wanita, memasuki masa menopause kejadian keropos tulang semakin menjadi-jadi.
Keropos biasanya terjadi pada semua tulang. Namun yang paling tampak adalah pada tulang belakang yang menyebabkan badan seseorang tampak bungkuk serta pada pangkal paha yang sering menimbulkan patah tulang dan kelumpuhan.
Berbincang-bincang dengan dr. Nyoman Kertia SpPD-KR dari Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, akan diperoleh gambaran lebih rinci mengenai penyakit keropos tulang atau penyakit rematik pada umumnya. Tulisan ini mensosialisasikan penyakit yang sangat berbahaya dewasa ini. Bahkan sejak tahun 2001 hingga 2010 telah dicanangkan sebagai dekade penyakit tulang dan sendi di seluruh dunia. Dapat dibayangkan begitu besarnya dampak negatif yang ditimbulkan oleh penyakit tulang dan sendi, sehingga seluruh dunia harus mewaspadainya.
Apa dampak negatifnya yang paling besar? Seseorang yang telah terjangkit penyakit tersebut jelas sulit melakukan pekerjaan dengan baik. Rasa nyeri pada tulang, otot dan sendi akan sangat mengganggu dari hari ke hari. Sayang sekali obat-obat penekan rasa nyeri dan antiradang yang beredar di pasaran dewasa ini banyak efek sampingnya, terutama pada lambung, ginjal, hati dan lain-lain. Tidak itu saja, harganya pun relatif mahal.
Jika seseorang sangat mudah mengalami patah tulang, meskipun hanya benturan kecil misalnya jatuh di kamar mandi, patah tulang rusuk akibat batuk dan lain-lain, maka perlu dicurigai orang yang bersangkutan telah menderita keropos tulang. Memang barangkali si penderita jarang merasakan rasa nyeri akibat keropos tulang, namun jika sudah terjadi patah tulang, akan terasa nyeri sekali.
Apakah ada obatnya? Pengobatan yang paling sederhana namun mendasar adalah pemberian kalsium yang cukup, misalnya minum susu secara teratur, pemberian vitamin D sambil berjemur di pagi hari sekitar satu setengah jam, pemberian obat hormon seperti estrogen, kalsitonin serta obat penumbuh tulang (bisfosfonat).
Agar wanita-wanita dan mereka yang sudah berusia lanjut terhindar dari penyakit keropos tulang ini, sebaiknya melakukan olahraga dan aktivitas fisik yang cukup dan teratur, makan dan minum yang cukup kandungan kalsium dan vitamin D, serta pemberian estrogen khusus bagi wanita yang sudah memasuki masa menopause.

Osteoartitis
Kalau penyakit osteoporosis menyerang tulang-tulang pada umumnya sehingga mengakibatkan keropos, maka pada penyakit osteoartitis ini sasaran paling utama adalah pada sendi lutut (dengkul). Sebuah penelitian di Malang, Jawa Timur menunjukkan hasil osteoartitis menyerang 13,5 persen dari penduduk usia 40 tahun ke atas. Penyakit ini juga sering menyerang sendi panggul pada pangkal paha, serta jari tangan. Jika penyakit ini mengenai tulang belakang terutama boyok, maka disebut osteoartrosis.
Mereka yang terserang osteoartritis akan merasakan nyeri sendi terutama saat berjalan naik dan turun tangga, atau serangan malam hari sehingga si penderita sulit tidur.
Beberapa faktor penting yang berhubungan terjadi osteoartritis adalah umur yang semakin tua, kegemukan, kencing manis, penggunaan sendi yang berlebihan atau sebaliknya kurang melakukan aktivitas.
Sekali saja seseorang terserang osteoartritis, maka penyembuhannya akan sulit sekali. Memang dokter dapat memberikan obat penahan sakit, anti radang atau obat untuk menumbuhkan tulang rawan kembali, namun yang penting kurangi aktivitas, menurunkan berat badan serta mengikuti program fisioterapi.

Asam Urat
Penyakit asam urat atau penyakit pirai sangat banyak dijumpai di seluruh Tanah Air, tidak di kota saja tetapi sampai ke pelosok-pelosok desa dan kampung. Penderitanya tidak pandang umur, dari anak-anak sampai lansia (lanjut usia).
Pada umumnya asam urat menyerang laki-laki meskipun wanita juga bisa terserang terutama yang sudah menopause. Sendi yang paling sering terkena adalah pangkal dan jempol jari kaki, sendi-sendi pada tangan dan lutut. Asam urat juga bisa menumpuk pada telinga, bahkan pada otot sehingga menimbulkan rasa kemeng.
Asam urat juga bisa menumpuk pada ginjal seseorang, sehingga menyebabkan batu ginjal. Dokter-dokter biasanya dapat memberikan obat penahan sakit, antiradang bahkan penyuntikan steroid ke dalam sendi. Yang penting usahakan obat penurun asam urat atau obat untuk mengeluarkan asam urat dari dalam tubuh, serta mengurangi diet yang mengandung purin. Mengapa? Purin inilah sebetulnya cikal bakal asam urat, seperti ‘dirumuskan’ dalam satu kata: bendjol, singkatan dari bayam, emping, nenas, durian, jeroan, otak dan lemak.
Para penderita asam urat di DIY dan Jawa Tengah, pada umumnya setelah tidak lagi memakan bendjol, mereka terhindar dari rasa sakit dan nyeri. Di musim hujan ini buah durian biasanya banyak dijual sebagai buah penghangat tubuh. Tetapi di situ juga letak tantangan paling berat; ingin terkena asam urat atau tidak! (fx koesworo)

Penulis adalah mantan wartawan SH kini Pemred majalah Pusara Taman Siswa, Yogyakarta.



ada 7 Kebiasaan yang tidak FIT......


Tanpa sadar Anda melakukan kebiasaan-kebiasaan kecil yang membuat tubuh tidak fit. Kenali kebiasaan Anda itu dan jadilah fit dengan mengubahnya.
1. Tak menahan lapar
Anda begitu khawatir terserang maag. Rasa lapar segera dijawab dengan mencari makanan. Padahal, Anda tidak perlu selalu menjawab ’tantangan’ perut. Kebiasaan ini membuat tubuh Anda tak punya pola makan yang teratur. Lapar tak menentu membuat Anda tak mengontrol makanan yang masuk. Tentukan jam makan yang pasti. Misal, sarapan setiap pukul 6-7, lunch antara pukul 1-12 siang, dan makan malam pukul 6-7. Jadi abaikan saja perut Anda yang terasa lapar, sampai berbunyi kriuk-kriuk sekalipun, bila saat itu belum jam makan.
2. Mencari jarak terdekat
Bila membawa kendaraan sendiri, Anda punya kecenderungan mencari tempat parkir yang paling dekat dengan pintu masuk. Dengan demikian Anda tidak perlu berjalan terlalu jauh. Atau, jika Anda menumpang kendaraan orang lain, pun naik kendaraan umum, kecenderungan yang sama terjadi : turun di tempat terdekat. Kebiasaan ini membuat porsi jalan kaki Anda semakin sedikit. Padahal, dalam sehari, idealnya Anda berjalan kaki selama 15-30 menit.

3. Regular mengonsumsi kafein
Bagi penggila kopi, hari belum lengkap tanpa secangkir (atau dua-tiga cangkir) kopi. Bila Anda bukan pengopi, bukan berarti Anda bebas dari kafein, memangnya Anda tak minum teh ? Di situ ada kafein-nya lho. Bila dikonsumsi dalam jumlah normal, kafein tidak berbahaya. Namun setiap orang punya ambang batas. Pernahkah Anda merasa badan tak nyaman tanpa sebab ? Bisa jadi tanpa sadar Anda sudah kecanduan kafein. Mulai sekarang, cobalah kurangi sedikit demi sedikit.
4. Mengabaikan rasa nyeri
Anda mungkin pernah mengalami nyeri di persendian, perut atau sudut-sudut tubuh lainnya. Hanya muncul sesekali, setelah itu menghilang. Tahukah Anda bahwa tubuh memiliki sistem alarm yang mahahebat ? Rasa nyeri, sesedikit apapun itu, adalah alarm tubuh yang perlu ’didengar’. Bila rasa nyeri muncul lebih dari tiga kali dalam jangka waktu satu bulan, maka sudah waktunya Anda berangkat ke dokter.
5. Duduk bertopang kaki
Ini adalah cara duduk yang enak. Menopangkan satu kaki ke kaki lainnya. Nyatanya, bila Anda punya kebiasaan menopang kaki, maka salah satu kaki akan bekerja keras. Aliran darah agak terhambat. Mulai sekarang Anda perlu membiasakan diri duduk dengan kaki rapat dan rapi. Selain terlihat lebih sopan, juga baik untuk kesehatan kaki.
6. Jarang tertawa lepas
Tertawa lepas adalah salah satu terapi yang membuat Anda lebih positif melihat hidup. Orang dewasa paling tidak membutuhkan lima sampai sebelas kali tertawa lepas dalam sehari. Jadi, mulai sekarang hilangkan nilai ’lawakan basi’. Tertawalah sebisanya. Tawa Anda akan menular pada yang lain.

7. Mengabaikan posisi tidur
Posisi tidur yang tidak tepat (apalagi salah) akan membuat tubuh Anda tidak bisa beristirahat dengan baik. Inilah yang menyebabkan tubuh pegal-pegal, sekalipun Anda sudah tidur dengan cukup. Posisi tidur yang dianjurkan adalah tubuh terlentang, lurus, dengan bantal menyangga kepala hingga bahu (lebih dianjurkan tidak menggunakan bantal). Letak kedua tangan bisa di pinggir tubuh atau di atas perut.



Sebuah kebiasaan baru yang tidak sulit, kan ? (CW/CHK)



antara Cinta Menurut Ahli dan Penyakit

 haduwhh..ada-ada aja deh ketemu singkatan kaya beginian, penyakit yang yahudd niy....
simak bae2 yaa..

1. HIV : Hanya Impian Velaka ( maksudnya seeh belaka ):))
2. AIDS : Akibat Impian Dipendam Setahun
3. PMS : Pedihnya Menanti Sentuhanmu
4. SARS : Sakit Akibat Rasa Suka
5. TBC : Tekanan Bathin Cinta
6. SAKAW : SAkit KArena engkaW
7. KOLERA : KOk LoE ngga ngeRAsa sih ?
8. FLU : Feeling Lonely, Uuuhh …..

Kalau kata Erich Fromm & Wikipedia, cinta adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam. Ada empat syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu: 1. Knowledge (pengenalan) 2. Responsibilty (tanggung jawab) 3. Care (perhatian) 4. Respect (saling menghormati). Tapi yang lebih seru melihat definisi cinta menurut pandangan para ahli berikut ini.


Cinta Menurut Pandangan Para Ahli


AHLI MATEMATIKA
Cinta adalah suatu situasi dimana 1+1 bisa sama dengan 3, 4, 5 dan seterusnya…

AHLI FISIKA
Cinta adalah gaya tarik menarik antara dua manusia berlainan jenis (cowok & cewek) yang besarnya berbanding lurus dengan berat badan masing-masing dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak rumah keduanya.

AHLI KIMIA
Cinta terbentuk dari beberapa unsur yaitu P (Pandangan), Se (Senyuman), Li (Lirikan), Be (Belaian), Ra (Rayuan & Rabaan), Cu (ciuman), K (Kecupan) yang kalau direaksikan dalam ruangan yang remang-remang bisa menimbulkan ledakan dahsyat.

AHLI KEPENDUDUKAN
Cinta adalah penyebab ledakan penduduk (yang lebih dahsyat dibandingkan ledakan nuklir).

AHLI OLAHRAGA
Cinta harus didahului dengan warming up, supaya tidak terkilir.

AHLI MAKANAN
Cinta adalah suatu situasi yang bisa membuat tai kucing serasa coklat.


Sumber: tidak jelas, ada yang tahu?

antara cinta dan film dipadu kerinduan....


 
(26 Desember 2009, Sabtu)


“anything can happen”….. sepenggal kalimat dari sebuah film yang lagi gw tonton sekarang, sendirian pula di malam minggu ini. sungguh malam yang menghibur walau kadang BT mencoba untuk hinggap hmm….


Ya, “anything can happen” ..segala sesuatu bisa saja terjadi tanpa kita sadari dan kita ketahui. Semua itu bisa saja karna itu tak ada kata tak mungkin di dunia ini. duduk sendiri didepan computer sembari memandangi sebuah film yang sedang tayang dari beberapa chanel, cuz gw suka banget nonton..

Saat ini ada bewitched, the holiday dan titanic.. so pasti semuanya uda pernah di tonton kecuali the holiday (mikir2 sih kayaknya mang lum pernah nonton tuh pelem heheh) pelem pertama yaitu
Bewitched yang menceritakan seorang wanita yang diperankan Nicole Kidman penyihir yan ingin hidup normal layaknya seorang wanita normal, lho bukannya enak yaa jadi penyihir, tinggal menjentikan jari maka semua masalah akan selesai apalagi semua yang kita kehendaki bisa terwujud, intinya sih apapun keinginan kita akan terpenuhi sekali mengedipkan mata. Tapi kemudian ia jatuh cinta dengan seorang lelaki dari bangsa manusia..begitulah ceritanya..

And then the next pelem yaitu The Holiday menceritakan tentang dua orang wanita dengan latar belakang yang berbeda, Iris yang diperankan Kate Winslet yang berasal dari sebuah perdesaan kecil dengan rumah sederhana yang begitu nyaman dengan perapian (bisa ngebayangin kan model rumah di luar sana seperti apa yang kentel banget dengan sebuah perapian layaknya cottage) dan yang satu lagi bernama Amanda (lupa deh namanya siapa yang memerankannya) seorang wanita sukses yang kaya raya dan tentunya semua sudah ia miliki. Kedua wanita ini ingin sekali melepas streesss mereka dengan berlibur “alone” mencari ketenangan untuk sejenak melepas penat dan masalah mereka. Dengan cara bertukar rumah, mobil pokoknya segala2nya selama 2 minggu..lagi2 tentang percintaan oohhhhh ( I like it secara lagi mau mellow2an

Yang terakhir pelem Titanic….yang ini mah ga usah dijelasin jalan ceritanya bagaimana. Siapa sih yang ga tau Titanic, menurut gw ini pelem drama romantic sepanjang taun yang tak kan pernah bosen2 nonton kisah cinta antara Kate Winslet dan Leonardo Dicaprio, really true love …. Nonton dulu akh ntar lanjutin tulisnya lagi.


Sekarang gimana kalo kita bahas tentang gw. Seorang gadis ( hmm…gadis cocok ga kata itu ) berusia 20 tahun yang sebentar lagi akan menduduki usia 21thn ( 2mingguan lagi lah) berharap ada kado terindah ..hahaha ngareeep banget. Bukan itu sih yang utama tapi lebih dewasa, ya dewasa dalam segala hal dan berharap dia – lah untuk menjadi yang terakhir serta yang pertama dalam hidup ku (suiit…suit….sapa tuh, hehehehe *that’s my boyfriend)
Cinta, ngerti ga si apa itu arti sebuah cinta. dan ketika seseorang mengucapkan kata sayang yang ia lontarkan pada seseorang yang menurutnya pas dan pantas untuk menerima nya. Sebuah perasaan yang mana tak kan pernah bisa kita ukur seberapa besar nya, seberapa dalamnya dna hanya dari hati ke hati yang mampu mengukur besar serta dalamnya sebuah perasaan yang tulus itu, hanya sebuah mata hati yang mampu melihat arti sebuah cinta.
Ketika kita merasa sudah menemukan seseorang yang begitu berarti untuk diri kita apalagi dapat diterima baik oleh lingkungan kita. Dan pada kenyataan semuanya bisa saja berbalik dan mengapa itu dinamakan “bukan jodoh hidup kita” melainkan jodoh pertemuan saja. Rasa sakit hati yang mendalam serta kecewa pasti berkecamuk dalam raga hingga membuat kita bisa hilang kendali dan bisa seperti menjadi pribadi yang bukan kita seharusnya. Dan mencari potongan2 kecil kebahagiaan setidaknya itu bisa menghapus air mata mu dan memberikan sebuah senyuman yang kemudian itu sangat berarti dalam hidup mu (forget it bout broken…….lebih baik nge bahas yang menyenangkan).
Nice movie….( I mean The Holiday movie), apa karna gw lagi mellow ya jadi ngeliat pelem about love jadi gimanaaaa gitu, tersentuh nd mauuuu…hahahhaa bukan mau yang gimana2 lho, tapi mau akan keharmonisan dan hangatnya dalam kebersamaan. Ketika dua insan manusia yang terlibat perasaan emosi dan berusaha mencari jalan terbaik tanpa ada kekerasan. Dan ketika kita bisa mengenal dan mengetahui apa yang menjadi sebuah kejutan dalam hubungan.
Lagi menunggu kabar dari dia, menunggu di sms-in, menunggu di tlp. Menunggu…menunggu itu lah sekarang yang gw lakukan. Sebelumnya pun uda smsan, uda ada kabar dari dia maupun uda tlp. Tapi kenapa ada sesuatu yang kurang ya… (mungkin ini perasaan rindu bercampur gelisah cuz, dia bilang lagi BT meski bukan gw lah penyebabnya). I really miss you honey…….nd love you. Do you feel it?
Berharap dia bisa merasakan apa yang sedang gw rasakan, hmmm…mustahil ga sih. Maaf jika aku belum bisa menjadi yang baik untuk mu bahkan apakah aku berarti untukmu?, keinginan ku menjadi sebuah bagian kecil tapi sangat berharga untukmu..dimana kau tempatkan di tempat istimewa dan dapat mengubah setiap kesedihan menjadi sebuah tawa, menghapus setiap kesedihan yang menghampiri mu, mengobati luka terdalam yang telah tergores, dan menjadi bagian kekal yang tak kan pernah bisa tergantikan ( waww……terlalu muluk ga sih) intinya aku ingin menjadi bagian terindah dalam hidupnya. Ingin sekali bisa mengerti semua tentang nya, tentang keluarganya dan tentang lingkungan nya. Tanpa ia tahu pun aku ingin.. namun kenapa tak pernah bisa menunjukkannya. Rasa sayang lah yang membuat ku ingin dia mengetahui.

…aku sayang kamu…

aku ikhlas ..... untuk dia


lagi – lagi keheningan malam menusuk jiwaku
air mata tak dapat dibendung lagi
luka hati yang terpendam terbuka lagi
perih di buatnya

ya..tuhan
apa salahku ?? tanyaku seraya pasrah
aku rela dan ikhlas menerima ini semua
apakah ini belum cukup untuk ku

saat itu dunia ku terasa hancur
tak berwarna, tak bernafas dan tak berdetak
terlintas untuk mengakhiri hidup
ku lintasi lembah hitam

aku terus berjalan seperti tanpa nyawa, tak bernafas dan berdetak
terseok – seok ku di buatnya
merintih kesakitan ku karena nya
tak ada harapan pasti yang kurasa
antara nyata dan khayalan

kehilangan yang ku rasakan membuat ku hampir hilang akal
rayuan manis setan pun terasa indah saat itu
terbuai indah dengan nikmat yang ia suguhkan
melayang ku dibuatnya

seperti surga kedamaian yang ku nantikan
saat ku bisa bangkit dari tidur yang mematikan
sedikit demi sedikit kuhirup segarnya udara
ku mulai beranjak untuk menyapa matahari

mengembangkan senyum pada indahnya pelangi
manjakan telinga dengan kicauan burung
lagi lagi dia datang….
hancurkan semua yang mulai ku bangun
luluh lantah ku di buatnya
menjatuhkan ku yang rapuh

kering sudah mata ini menangisi sesuatu yang tak pantas
apa mau nya dia? sesakku dalam hati
tidak puas-kah dia melihat ku seperti ini
meronta – ronta karna sakitnya cinta

sungguh aku ikhlas kan dia yang pergi untuk bersamanya
sungguh aku relakan dia untuk pergi demi kebahagiaanya
sungguh ku hanyalah manusia biasa penuh dengan dosa
sungguh ku meminta pada- Mu mungkin bukan dia yang terbaik untukku

hati ku masih menangis
masih merintih untuk terobati
masih terluka yang amat dalam
tak kan bisa terlupakan

saat ketenangan mulai hadir dalam hari2 ku
saat kesejukan mulai menyambangi hidupku
matahari tak enggan menyinari
embun seraya menyemangati awal hari ku
tiba – tiba dia hadir dengan sejuta kata manisnya
menjual janji cinta yang menyakitkan
menyuguhkan serangkaian kata penuh dusta
memberikan khayalan penuh omong kosong

ya tuhan…
sungguh aku telah ikhlas diperlakukan seperti ini olehnya
menderita karna cintaku padanya
hancur, rapuh dan lemah karena cintaku padanya
biarkan dia bahagia dengan pilihannya
biarkan cintaku membawa kebahagiaan untuknya dengan DIA
ku hanya minta berilah petunjuk mu
sejukkan hati ku yang gersang
nyalahkan pada gelapnya malam ku

aku ikhlas …
sungguh aku ikhlas …

ikhlas untuk melepas mu wahai kekasih...


menginginkan sebuah cahaya dalam hari-hari ku
mendambakan sebuah warna dalam jiwaku
itu yang ku mau..
yang menjadi pikiran untuk semangatku

kali ini aku bisa tersenyum
di tengah keramaian bersama teman
ditengah kebimbangan bersama sahabat
di tengah badai bersama mu….(tapi sapa yak..!!)

cinta kerap kali ku berdecak kagum atas namanya
kerap kali juga ku menghujat atas namanya
kerap kali ku mengagung-agungkan atas namanya
kerap kali ku telah kehilangan semua atas namanya



sungguh diluar kendali ku kau selalu setia di hari-hari ku
kadang kau pergi
kemudian kembali
sesuka mu, kapanpun itu…

masih adakah kepalsuan yang telah engkau hadirkan
yang mampu membuat hidup menjadi tak berarti seketika
yang mampu meruntuhkan semua dengan sekejap
yang mampu melemahkan semangat ku untuk hidup

ku mohon jangan…!!
sungguh itu sangat menyakitkan
dan karna itupun ku mengenal
dan mengerti kata IKHLAS
tahukah engkau,
ketika sahabat memberi ku ketenangan
sebuah pesan singkat yang ia kirimkan padaku
membuat ku terbangun dari tidur panjang yang menyeret kedamaian ku
berkali – kali ku membaca – nya
ku pahami apa maksud kata-kata itu..

berhari -hari ku memikirkan nya..
dan ku pun tersenyum lega…
ini jawaban yang ku inginkan
jawaban atas semua yang membingungkan diriku
“trimakasih sahabat….” ucap ku dalam hati
mengapa tidak pernah terpikirkan oleh ku

sampai hari ini pesan itu masih ku simpan
dan tersenyum jika ku membacanya
untuk mengingatkan ku akan arti dari sebuah kata yang begitu besar makna nya
yang sampai saat ini belum 100% ku penuhi

tapi mengingatkan ku pentingnya sebuah ke- IKHLAS- an

Music itu......(menurut gw ^^)



ditemani alunan musik lama yang bikin greget kalo dengerinnya..
mmm jadi inget yang dulu2 deh ^^ …*cengar-cengir ndiri*
hati yang gelisah menjadi tak menentu
kini malah tambah suram..ckckckc
ada apakah gerangan :( (
perasaan apa ini..*sentakku*
males bnget deh kya gni lagi…hadowhh

bersama teriknya matahari
ditengah kesunyian dalam redupnya sebuah ruangan
disini ku dapat semua yang membuat hati ku tenang
perasaan tak menentu kini dapat terobati
tenkyu ….
hidup tanpa kamu mungkin aku tak berarti apa2..
setia temani hati yang luka
setia saat ku terpuruk maupun mengiri kebahagiaan
aku memang tak pandai berkata-kata
tak mampu mengungkapkan semua yang kurasakan
dalam rangakain kata yang terlantun indah
bukan pujangga …
itu aku, hanya diriku yang dapat mengetahui nya
……………………
tanpa mu, apa jadinya aku
selalu dengan mu..
hidupku untukmu…
tak ada yang selain itu..
hanya kamu…
music is my life
dy mampu menggoncang semuanya, mempersatukan perbedaan
mewakili semua yang tak dapat terurai secara langsung

aduuhh sedikit lebay ga sih tuh kata2….*wakakka ketularan alay*

…………………..aku bukan pujanga yang pandai merangkai kata……………….
*kaya lagu nya base jam…wakakkakaka*”


don’t u ever wish u were somenone else, you were meant to be the way u are exactly
don’t u ever say u don’t like the way u are, when u learn to love ur self you’d better off by far
and i hope u always stay the same, cuz there’s nothing bout u i would change
I think that you could be whatever you wanted to be
If you could realize, all the dreams you have inside.
Don’t be afraid if you’ve got something to say,
Just open up your heart and let it show you the way.
Believe in yourself ,Reach down inside
The love you find will set you free
Believe in yourself, you will come alive
Have faith in what you do, You’ll make it through….(by joey mc intyre)



hadowh…gw suka bnget ma ni lagu..intinya be ur self
ga perlu deh copy cat berusaha jadi orang lain…
lagu kedua setelah keep holding on yang bisa ngobatin BT gw… :) love it…love it….

“i know i’m not sexy lady, not pretty girl ad just ordinary people, but i’ll be stay the same
when the first u know bout me…

masih bnyak yang baik dan mungkin terbaik..apakah mencari yang terbaik itu cukup
dan gampang?? it’s not easy…………
hanya dengan melihat sebuah kekurangan sebagai kesempurnaan
itulah yang baik..”

Mitos - Mitos Pernikahan ( Apa sih enaknya Menikah...??)


Mitos-mitos itu antara lain:




Mitos 1. Masuk perkawinan berarti tenggelam dalam 1001 masalah.
Topik ini sering ditayangkan TV, film dan cerpen. Padahal menikah  ataupun tidak, seorang dewasa harus berhadapan dengan masalah pekerjaan, keuangan, perumahan, pembantu, kesehatan dan lainnya. Adanya pasangan yang bisa bekerja sama,justru dapat saling meringankan beban. Bahkan perkawinan memberi banyak kesempatan untuk mengembangkan diri dan potensi.
Mitos 2. Perkawinan adalah bagai menuruni gunung, senantiasa menjadi lebih tidak enak.
Seperti yang dikhawatirkan Bung Dod, sejak tercapainya puncak kebahagiaan pada saat bulan madu, kebahagiaan akan terus mundur sampai tinggal penyesalan belaka pada usia tua. Memang ada perkawinan yang  begitu, "mundur" terus pantang maju. Lazimnya perkawinan begitu tidak bertahan lama sebab sudah bubar jalan sebelum tua. Penelitian justru  menemukan bahwa kebahagiaan perkawinan menjadi semakin besar dengan bertambahnya usia. Bahkan pengalaman kemudian dirasakan lebih bahagia  dari tahun manapun dari kehidupan seseorang!
Mitos 3. Dalil perkawinan adalah 50-50.
Dalil ini tidak berlaku dalam perkawinan. Yang lebih sering terjadi  justru yang  bukan fifty-fifty. Kadang salah seorang pasangan perlu  "mengalah" 70-90  persen, kadang "memang" 90 persen. Hubungan yang  membahagiakan terjadi justru pada pasangan yang bersedia memberikan  lebih dari 50 persen ....! Bukankah keadaan orang tidak selamanya sama? Adakalanya menderita sakit, kadang mendapat tugas ekstra berat, bisa jadi terkena  PHK, sehingga  keadaannya lebih  "rentan"  dan memerlukan pertolongan pasangannya.
Mitos 4. Besarnya perbedaan seks.
Kepercayaan bahwa ada perbedaan besar antara laki-laki dan perempuan  dalam: emosi, kecerdasan dan kepribadian, dapat menghambat dan memojokkan salah satu. Padahal penelitian Margaret Mead dalam Male and Female dan Sex and Temperament in Three Primitive Societies, mengungkapkan relativitas sifat dan perilaku feminin  dan maskulin. Sifat dan perilaku yang kita kenal sebagai feminin, yaitu pasif, lembut dan memperhitungkan perasaan orang lain, justru dianggap sebagai sifat maskulin dalam masyarakat tertentu. Sebaliknya yang lazim disebut sifat maskulin: keras, aktif, dan mandiri justru disebut sifat perempuan. Yang lebih aman adalah menghargai pasangan sebagai sesama manusia, sebagai pribadi yang punya potensi untuk berkembang ke arah yang baik.
    
Mitos 5. Perkawinan dapat, mengobati ketidakbahagiaan dan mengatasi semua masalah.

Beberapa orang masih percaya bahwa perkawinan adalah obat mujarab buat menyembuhkan persoalan pribadi. Mereka merasa bahwa pasangannya dapat  melenyapkan segala persoalannya. Tentu saja ini tidak benar. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang masa lalunya tidak bahagia, cenderung menjadi tidak bahagia pula dalam perkawinannya, dan sebaliknya.
    
Mitos 6. Perkawinan yang bahagia tidak ada konflik.

Benar, bahwa semakin banyak konflik, semakin mengikis kebahagiaan. Tetapi yang sangat bahagia pun tidak lepas dari konflik. Bukankah tiap orang mempunyai pengalaman, ketakutan, dan implan yang berbeda-beda? Cuma cara mereka menyelesaikan konflik-konfliknya tidak sama. Yang  tidak bahagia, berpola saling menyalahkan dan saling menyakiti. Sedang pasangan yang berbahagia berusaha saling mengerti dan membantu mencari jalan yang terbaik, tanpa saling menyakiti.


http://www.kompas.co.id/kesehatan/news/0408/25/093422.htm

Kisah cinta sejati wanita etnis yang berjuang mempertahankan keyakinan



Assalamualaikum Wr Wb.


Sebelum aku memulai cerita aku ini, izinkanlah aku untuk memohon maaf apabila ada pihak2 yang tidak berkenan dengan cerita aku ini, terutama keluargaku. Untuk itu nama2 orang dan tempat tidak akan aku sebutkan.
Aku ucapkan terimakasih untuk Retno (bukan nama sebenarnya) dari Univ. T.di kotaku yg mau menuliskan kisah sejati aku ini. Semoga kisah sejati aku ini menjadi inspirasi buat orang yg membacanya atau mengalami hal yg sama.



Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan Hidayah pada kita semua.


Aku, panggil saja "Mawar", beurusia 30an thn dilahirkan di sebuah pulau di sebrang pulau jawa, di kota P. Aku lahir sebagai anak terakhir dari 4 besaudara. Kakakku yg pertama dan kedua, laki2, sedangkan yg ketiga perempuan. Kami berasal dari keluarga keturunan dan kami merupakan generasi ke 4 yg sudah menetap di negri ini. Kakek buyut kami merupakan
pendatang dari negri jauh dr sebrang di awal abad 20. Keluarga kami memulai bisnis benar2 dari bawah, menurut cerita orang tua kami, dulu kakek buyut kami hanya berjualan dengan pikulan bahan2 kebutuhan pokok seperti gula, garam, beras dll keluar masuk kampong. Usahanya baru berkembang dengan pesat setelah pada tahun2 awal setelah kemerdekaan, pemerintah pada waktu itu mulai menggalakan usaha yg dilakukan oleh bangsa sendiri/pribumi.


Waktu itu dikenal istilah Ali Baba. Ali untuk pangggilan pribumi,sedangkan Baba untuk warga keturunan seperti kami. Waktu itu pengusaha pribumi asli diberikan kemudahan perizinan usaha, bahkan mengimport dari negara2 lain, tapi umumnya mereka tidak punya banyak modal. Waktu itu banyak warga keturunan yg mempunyai banyak modal kemudian membeli ijin usaha yg diperoleh olah para bribumi tsb, sehingga mereka secara mudah melakukan export import dengan negri2 tetangga (singapura, Malaysia ,hongkong, dll) yg pada waktu itu memang juga dikuasai olah warga dari etnis kami.


Singkat cerita, bisnis keluarga kami benar2 menjadi semakin besar dan merambah ke segala bidang, mulai dari pertambangan, tambang emas,property, perkebunan, dll. Boleh dibilang kekayaan keluarga kami sudah diatas rata2 dari orang kaya di negri ini, above than ordinary rich.


Harta kekayan kami yg amat melimpah itu sampai orang tua kami kadang kala risau seandainya tiba2 kami sekeluarga (tiba2) meninggal sehingga tak ada yg mengurus harta yg sedemikian banyaknya itu. Untuk itu kami sekeluarga tak pernah melakukan perjalanan dengan pesawat secara bersama2. Andai kami sekeluarga akan melakukan liburan pada saat dan tempat yg sama, maka biasanya kami dibagi menjadi 2 atau 3 penerbangan, Papa dan mama satu esawat, dan kami sisanya juga dibagi 2 penerbangan yg lain. Sehingga apabila terjadi sesuatu musibah, maka akan tetap ada bagian keluarga  kami yg masih selamat, dan tetap bisa mengurus bisnis dan kekayaan kami.
Aku sengaja cerita panjang lebar latar belakang keluarga kami, sebab ini akan berhubungan sekali secara emosi dengan kisah aku selanjutnya.


Papa kami lahir dan dibesarkan di pulau ini, selepas sekolah menengah atas beliau melanjutkan sekolah bisnis di negri H, sehingga begitu kembali ke negri ini, beliau manjadi businessman yg amat handal, dan mempunyai banyak teman2 bisnis di berbagai negara. Papa sebenarnya orang yg rendah hati, pendiam, bicaranya terukur dan seperlunya, jarang marah pada anak2nya.
Sedangkan mama, sebenarnya berasal dari pulau lain, dia dulu pernah bekerja pada perusahaan kakek kami (orang tua dari papa), sebelum akhirnya bertemu papa dan menikah.
Mama orangnya keras, pintar, lincah, banyak pergaulan, sehingga kadang kami berpikir, papa seperti takluk pada mama.
Banyak kebijakan perusahaan yg berasal dari ide mama, dan memang selalu sukses. Papa dan mama, memang pasangan yg serasi, saling mengisi kekurangan. Masa kecil aku lalui dengan penuh kebahagian, dan sejak SD sampai SMA aku disekolahkan disebuah sekolah swasta terkemuka di kota kami, yg siswanya banyak berasal dari anak2 pejabat, bupati, gubernur,dll. Aku berbaur dengan siapapun tanpa memandang golongan, agama dan ras. Kadang aku diundang untuk mampir bermain kerumah mereka (anak bupati,gubernur) sepulang sekolah, sehingga aku mengenal labih dekat dengan keluarga mereka. Ini pula yg kelak bermanfaat buat perusahaan keluarga aku.


Di sekolah kami, ada pelajaran agama untuk tiap2 pemeluknya. Pada saat itu tiap ada jadwal pelajaran agama tertentu, maka bagi pemeluk agama yg lain diperbolehkan keluar kelas, tapi boleh juga tetap tinggal dikelas apabila memang menghendaki. Jadi misalnya hari ini giliran pelajaran agama Islam,maka murid2 non muslim diperbolehkan meninggalkan kelas, begitupula
sebaliknya apabila ada pelajaran agama lain. Tapi aku sendiri sering tetap tinggal dikelas mendengarkan apa yg diajarkan ibu guru agama Islam di kelas kami.


Saudara2 ku semua....


Entah kenapa aku yg sejak lahir dididik secara non muslim, bahkan tiap minggu aku beribadah di tempat ibadah kami, merasa tertarik dengan ajaran agama Islam. Aku sendiri tak tahu datangnya dari mana. Semacam ada panggilan dari hati aku yg paling dalam, tapi saat itu aku pikir mungkin itu hanya rasa keingintahuan semata, bukan mendalami secara jauh dan mendalam. Tiap mendengar azan, entah kenapa hati aku selalu bergetar.
Dirumah kami yg besar, kadang hanya aku seorang diri, orang tua kami selalu sibuk di Jakarta sehingga hanya beberapa hari dirumah dalam sebulan, kakak2 aku ada yg sudah kuliah di luar negri, sehingga rumah mempunyai 6 kamar yg besar2, yg seharusnya cukup untuk menampung 20 orang, hanya dihuni oleh aku sendiri. Pembantu, sopir, satpam, tinggal di pavilion khusus untuk mereka yg terletak terpisah dengan rumah induk . Dalam kesunyian itu hati aku merasa sejuk tiap mendengar ayat suci Al Quran yg kadang tak sengaja aku dengarkan di TV.
Kembali ke pelajaran agama di kelas. Entah mengapa aku makin tertarik untuk  mendalami ajaran agama Islam tiap ada pelajaran agama dikelas.
Melihat ibu guru yg mengenakan kerudung, dengan wajah yg bersih,bersinar,hati aku terasa sejuk. Dengan melihat wajah ibu guru itu saja aku sudah merasa damai. Tanpa aku sadari kadang aku mencatat apa yg ibu guru iru ajarkan, bahkan aku mulai hapal diluar kepala ayat2 yg pendek2. Itu semua benar2 terjadi begitu saja, tanpa ada aku sadari dan tanpa bisa dicegah
oleh diri aku sendiri. Pernah ibu guru tsb menghampiri aku yg tak sengaja,secara reflex mencatat pelajaran tetang haji yg dia tulis di papan tulis.


Beliau tahu aku non muslim, dan menghampiri tempat duduk ku, jantung ku berdebar keras membayangkan kemungkinan aku diusir dari kelas. Tetapi.....ternyata beliau dengan senyumnya ramah melihat catatan yg aku tulis, sambil berkata, "Insya Allah kelak suatu saat Mawar bersama dengan ibu melaksanakan ibadah Haji ya.."


Sejak saat itu hubunganku dengan Ibu guru (sebut saja ibu guru Aisyah) makin akrab, aku hampir tidak sabar menunggu datangnya hari pelajaran ibu Aisyah. Hubunganku dengan beliau bagai anak dan ibu. Tetapi saat itu aku juga tetap mengikuti pelajaran agama yg saat itu masih aku anut, walau lebih banyak melamun, bahkan tidak mencatat sama sekali apa yg diajarkan.


Sebagai gadis remaja, tinggiku sekitar 160cm, tentu sedang mekar2nya dan giat2nya mancari pacar. Teman2ku banyak yg mengatakan kalau tubuhku indah,proporsional, berwajah oriental, bakalan banyak menarik perhatian laki2.
Plus dengan latar belakang keluarga ku yg amat berkecukupan, makin banyak laki2 yg tergila2 padaku. Entah kenapa saat itu aku tidak tertarik  dengan laki2 yg berasal dari etnis ku. Tiap hari jumat melihat siswa2 pria melakukan ibadah shalat jumat, hatiku langsung bergetar, membayangkan andai salah seorang dari mereka adalah pacarku, dengan wajah bersih
bersinar dan masih basah tetesan air wudhu, berjalan ke masjid di seberang sekolah, ah...alangkan indahnya membayangkan wajah2 tersebut. Tapi saat itu aku tahu diri, aku yg berasal dari etnis keturunan, apakah ada laki2 pribumi yg mau menjadikan aku pacarnya. Aku tahu masih banyak dari mereka yg membedakan ras, dan berpacaran dengan ras kami masih dianggap memalukan, bahkan bisa jadi ejekan dan gunjingan dilingkungan keluarganya.
Aku pernah berpacaran dengan anak bupati dikota ku, tapi kemudian dia memutuskan hubungan kami, dikarenakan ayahnya akan mencalonkan diri menjadi Gubernur, dan dia tidak mau ada anggota keluarganya yg bisa menghambat pencalonan tsb. Misalnya anaknya dengan berpacaran dengan ras lain (??). Walau alasan itu amat sangat mengada2 tapi aku terima dengan lapang dada. Memang aku sudah menyadari akan ada penolakan, karena aku berasal dari etnis non pribumi. Aku tahu orang tuanya tentu tak merestui anaknya berhubungan terlalu jauh dgn orang yg bukan dari ras mereka, dan berlainan agama.


Walau begitu hatiku sudah bulat untuk kelak memiliki pasangan hidup seorang pribumi, dan aku bahkan bersedia memeluk Islam sebagai agama ku.
Kelak keputusan hidupku ini akan menjadi perjalanan panjang dan penuh cobaan dalam hidupku.


Selepas SMA aku melanjutkan study ke Ausie lalu ke negri Paman Sam,mengikuti kakak2 ku yg sudah berada disana. Tak banyak yg perlu aku ceritakan dgn masa2 studiku disana. Hampir 5 tahun kemudian aku kembali ke tanah air, dengan gelar master di tangan dan aku mengabdi ke perusahaan keluargaku untuk membesarkan bisnis mereka. Dalam waktu singkat perusahaan
kami memperoleh profit yg amat meningkat, dan terus membesar, serta mulai merambah ke banyak sektor bisnis. Aku banyak memiliki akses ke para petinggi di daerahku karena semasa sekolahku dulu aku sudah mengenal beberapa keluarga mereka. Semua urusan perijinan yg menyangkut perusahaanku, bisa aku selesaikan dengan mudah. Aku masih tetap melajang di pertengahan usia 20an tahun. Banyak pria2 yg berusaha menarik perhatian ku, dari pengusaha2 muda yg sukses bahkan sampai pemilik perusahaan2 besar. Tapi hatiku tak bergetar sama sekali. Aku belum menemukan seseorang yg benar2 menjadi soulmate ku. Sekedar mencari suami amatlah mudah bagiku,ibarat hanya menjentikan jari maka puluhan pria akan mendatangi ku. Tapi aku benar2 mencari seorang soulmate, belahan jiwa sejati untuk mendampingi ku.


Sampai suatu ketika perusahaan kami memperoleh karyawan baru dari kantor cabang kami di pulau Jawa. Orangnya 3 tahun lebih tua dari ku, wajahnya bersih, dia berasal dari etnis pribumi Jawa. Tutur katanya lemah lembut,sopan, tubuhnya tinggi, proporsional, dan ah...ini dia..dia seorang muslim yg shaleh. Sejak kedatangan dia dikantor kami, para wanita gak habis2nya membicarakan tentang dia, dan berlomba bisa mendapatkan dia. Menurut laporan kantor kami, dia amat rajin, jujur dan berprestasi di kantor yg lama, sehingga dia dipromosikan pekerjaan yg lebih tinggi dan menantang di kantor kami ini. Kebetulan kerjaan yg akan dia kerjaan akan menjadi satu divisi dengan ku. Sehingga aku akan banyak berhubungan dengan dia.


Mula2 di bulan2 pertama aku masih bersikap 'Jaim' jaga image, karena aku ini anak dari pemilik perusahaan ini. Tapi lama2, hatiku gak bisa berbohong,.. hatiku sedikit tapi pasti, luluh juga... aku mulai jatuh cinta. Pernah suatu ketika sehabis mengunjungi kantor gubernur aku satu
mobil dengan dia. Ditengah jalan dia minta ijin padaku untuk berhenti sebentar di masjid raya di kota ku untuk shalat ashar. Dari dalam mobil, aku perhatikan gimana dia berwudhu, lalu melangkah masuk ke masjid dan melakukan ibadah....ahhh. .andai aku kelak bisa mengikuti di belakang..


Awal2nya aku memanggil dia dengan sebutan formal dikantor 'Pak' dan dia juga memanggilku 'Ibu'..tapi lama2 kelamaan secara tak sengaja aku mulai memanggil dia 'mas', karena aku sering lihat keluarga jawa memanggil orang yg lebih tua, suami, kakak, dengan sebutan mas. Mulanya dia agak rikuh tiap aku panggil demikian, tapi lama kelamaan mulai terbiasa,. Tapi itu hanya aku lakukan apabila hanya sedang berdua dengan dia, tidak didepan orang2 kantor. Akupun mulai meminta dia memanggilku 'Dik', aku merasa risih tiap kali dia panggil aku 'Ibu Mawar'.


Seiring dengan waktu, sesuai pepatah jawa, "witing tresno jalaran soko kulino", cinta akan tumbuh karena terbiasa selalu bersama2.


Saudara2ku.. .


Bisa dibayangkan gimana awal kisah cinta kami...didalam mobil yg disupiri sopirku, kami sama2 duduk dibelakang. Awalnya kami hanya membicarakan dan membahas berkas2 pekerjaan, kadang secara tak sengaja tangan kami saling sentuhan. Dan dia secara sopan segera menarik, dan minta maaf..Ah..sebel rasanya..padahal akulah yg menginginkannya. Tapi itu tak berlangsung lama, pada akhirnya dia takluk juga, kadang aku biarkan tangan dia memegang
berkas, lalu aku pura2 membahasnya sambil tanganku menyentuh jari dan tangannya.


Kadang aku genggam jarinya,..dan lama kelamaan dia memberikan response..dia juga menggenggam tanganku...ahh. .


Kadang kalau mobil kami sudah mau sampai tujuan, aku pura2 minta supirku untuk kembali ketempat lain, aku pura2 ada yg tertinggal.. padahal aku hanya ingin berlama2 dengan dia (sebut saja mas Fariz) di mobil.


Pernah suatu ketika aku pura2 ada yg tertinggal dan suruh sopirku membawa kami berdua ke rumah ku. Begitu mobil kami memasuki halaman rumahku yg besar, wajahnya tampak pucat pasi. Dia tampak ketakutan dan gugup. Dia bilang nanti kalau papaku (alias big boss dia) akan marah kalau melihat dia jam kerja begini malah mampir kerumah dia. Aku bilang tak perlu
takut, bukankah aku, anaknya big boss, yg membawa dia kesini.


Hampir setahun sudah dia bekerja bersama denganku, dan hubungan kami sudah makin erat, tapi dia belum menyatakan cintanya padaku. Mungkin dia takut aku akan menolaknya, apalagi keyakinan kami pada saat itu masih berlainan.
Hingga suatu ketika dia menelponku, dan mengajak bertemu disuatu restoran di luar kota , dia memintaku datang tanpa sopir. Dia tidak mau ada orang kantor yg melihat kami berdua. Di restoran itu dia menyatakan cintanya padaku...langsung saat itu juga aku terima. Dan aku katakan pada dia,kalau aku merasa mas Fariz adalah soulmate ku. Aku akan bersedia
memeluk Islam mengikuti agama yg dia anut. Aku juga katakan kalau memang aku sudah sejak lama tertarik dengan agama Islam, jadi mas Fariz semoga bisa menjadi pembimbingku. Aku bisa melihat air mata dia meleleh dari kedua matanya. Seumur hidupku baru kali ini aku melihat seorang laki2 berlinangan air mata karena aku, tak terasa akupun tak kuasa menahan airmataku meleleh dipipiku. Aku yakin aku sudah mendapatkan 'Soulmate' ku dan akan aku pertahankan sampai kapanpun dan dengan cara apapun.


Di kantor kami tetap bekerja seperti biasa, seperti tak ada hubungan suatu apapun. Tetapi diluar kantor kami benar2 sepasang kekasih yg lagi jatuh cinta, dia mulai mengajariku shalat, dan sedikit2 bacaan doa. Dia memang benar2 lelaki yg taat, dia menjaga kesopananku, tak pernah melebihi batas,walau kadang aku yg menggoda, tapi dia selalu bilang, sabar..tunggu
tanggal mainnya. Tapi serapat apapun kami tutupi hubungan kami, akhirnya sedikit demi sedikit bocor juga oleh orang2 kantor kami. Sampai akhirnya terdengar di telinga papaku.


Suatu hari tiba2 papaku datang ke ruanganku, padahal papaku amat sangat jarang datang ke ruang kerja ku, kalau ada keperluan biasanya aku yg dipanggil menghadap. Aku lalu diajak bicara berdua dengan beliau. Mula2 papa tidak menanyakan hubungan ku dengan Fariz, tapi sedikit demi sedikit dia mulai mengarahkan pembicaraan ke arah sana . Sampai akhirnya dia
menanyakan kebenaran hubungan ku dengan Mas Fariz. Aku tak sanggup menjawab, wajahku tertunduk. Papaku terus menatapku, menunggu jawabanku.Aku tak sanggup berbohong, kalau aku bilang tidak, itu bertolak belakang dengan hati ku, sebaliknya kalau aku bilang iya, aku khawatir kerjaan Mas Fariz akan manjadi taruhannya. Akhirnya aku hanya bisa menangis....


Keesokan harinya, Mas Fariz tidak hadir lagi dikantor, menurut orang2 kantor, dia dipindahkan kembali ke pulau Jawa mulai hari ini, dan aku mulai kehilangan kontak dengan dia.


Seminggu kemudian dia menelpon ku, dia cerita panjang lebar, bahwa pada hari itu, setelah papa menemui ku, ternyata papa langsung menemui dia, dan keesokan paginya dia sudah harus kembali ke kantor yg lama. Dia juga cerita kalau keadaan makin parah, karena nyaris tiap karyawan  dikantornya sudah mendengar kabar hubungan dia dengan aku. Dan banyak yang
menggunjingkan kalau mas Fariz, mengincar harta dan kedudukan, karena berpacaran dengan anak pemilik perusahaan. Dia sampai berulang kali menyebut nama Allah, dan bersumpah kalau dia mencintaiku bukan karena itu semua.


Dua minggu kemudian, dia memutuskan mengundurkan diri dari perusaan kami, tapi kami tetap saling berhubungan melalui telp. Dia berjanji mencoba mancari pekerjaan di perusahaan lain yg punya cabang di kotaku, sehingga bisa bekerja dikotaku dan kembali menemui ku. Tuhan memang sudah berencana, akhirnya 3 bulan kemudian mas Fariz sudah mendapat pekerjaan dan di tempatkan kembali di kotaku walau dengan gaji yang jauh lebih kecil. Dia bilang sekarang sudah bebas berhubungan dengan ku, dia tidak ada ikatan apa2 dengan perusahaan ku. Tak ada yg bisa melarang. Aku amat terharu, dia korbankan karir pekerjaannya karena aku. Aku berjanji apapun yg terjadi aku tak akan tinggalkan dia.


Sekarang kami bebas behubungan tak perduli lagi dengan omongan orang2 kantor, karena dia toh tak lagi bekerja di perusahaan kami ini. Tapi ternyata papa kembali mengetahui ini, dan kali ini malahan mama ikut turun tangan. Aku diceramahi habis2an..


Mereka sebenarnya tidak membeda2kan ras, mereka tidak keberatan aku berhubungan dgn siapapun, tapi mereka mulai curiga kalau aku mulai akan pindah keyakinan. Dan itu mereka kurang bisa menerima. Aku sudah jelaskan baik2 bahwa aku sudah cukup dewasa dan bisa mengambil keputusan buat hidupku sendiri tanpa tergantung papa dan mama. Ternyata jawabanku yg demikian itu membuat mereka tambah murka dan tersinggung. Mereka
katakan bahwa tanpa mereka jalan hidupku tidak akan seperti ini. Banyak orang  yg akan rela mati demi merasakan hidup seperti ku. Rumah mewah, sopir tersedia tiap saat, mobil mewah ada di garasi, uang melimpah, dihormati kemana aja pergi, dll. Mereka juga katakan, tanpa mereka aku tak akan pernah sanggup memperoleh kehidupan spt ini. Aku hanya menangis mendengar apa yg mama papa ku katakan. Tapi hatiku sudah bulat apapun yg terjadi aku tak akan tinggalkan Mas Fariz. Cinta pertamaku dan terakhir.


Walau orang tua ku terus menentang, cintaku ke mas Fariz tak pernah surut. Akupun makin giat memperdalam agama Islam. Seringkali aku saat istirahat kantor, aku pergi ke toko buku besar di Mal. Aku baca2 buku tentang Islam.Pernah aku ajak orang kantor untuk ikut aku ke toko buku tsb. Dan dia tegur aku, karena dia pikir aku salah memilih bagian rak buku. Dia ingatkan aku kalau aku di bagian rak buku2 Islam. Aku bilang memang benar,aku mau membaca buku2 tentang Islam.


Makin hari hubunganku dengan papa mama makin renggang. Padahal aku sudah bicara sebaik mungkin dengan mereka. Kakak2ku semuanya juga sudah terprovokasi. Mereka mulai menjauhiku. Kedua kakak laki2 ku sudah menikah dan menetap di Jakarta menjalankan perusaahan kami disana, sehingga papa dan mama sekarang lebih banyak menetap dikota kami.


Dirumah, perlakuan mereka makin hari makin berubah terhadap ku. Aku makin dianggap bukan lagi bagian keluarga mereka. Tiap makan malam, mereka tak lagi mengajakku makan bersama2 di meja makan. Pembantu dirumah baru disuruh memanggilku untuk makan apabila papa mama dan kakak perempuanku sudah selasai makan, dan makanan yg ada dimeja makan, sisa mereka, yg aku makan. Pembantu tidak diperbolehkan menambah makanan. Bayangkan, aku memakan seadanya sisa dari mereka. Andai mereka makan ayam, maka aku hanya tinggal kebagian ceker dan kepalanya saja. Bisa dibayangkan bagaimana sakit hatiku rasanya. Tapi aku tetap bersabar, dan mas Fariz selalu mengingatkan aku untuk tetap berbakti pada orang tua. Padahal kalau aku
mau, bisa saja aku pergi ke restoran yg paling mahal di kota ku ini.


Puncak dari semua itu terjadi pada suatu malam.Kakak perempuanku memang sebenarnya kasihan kepadaku, sehingga kadang dia menyimpan sebagaian makanan yg baru dimasak didapur. Sehingga pada saat mama papa selesai makan, dia diam2 menghidangkan untukku. Suatu ketika secara tak terduga, papa mama ku kembali ke meja makan, dan mereka memergoki kakak ku yg membawa makanan yg dia simpan di dapur untukku. Langsung mamaku merebut piring yg dibawa kakakku, dan melemparkannya ke lantai..Sambil menyindir, bahwa kakakku tak perlu kasihan pada ku, karena aku sanggup hidup tanpa diberi makan dari mama papa dan bisa hidup mandiri tanpa mereka. Ohh....Mereka rupanya sudah amat membenciku.. .Hancur berkeping2 hatiku pada saat itu. Aku hanya bisa menangis, tapi aku tak menyesal, dan aku akan terus bertahan dengan pilihan hidupku.


Mas Fariz, menyarankan aku untuk bicara baik2 dengan mama dan papa, mudah2an mereka akan luluh dan mengerti. Suatu malam, aku berkesempatan mendatangi dan berbicara dengan mereka, dan aku secara baik2 dan sopan,tak lupa meminta maaf apabila aku salah pada mereka. Aku jelaskan baik2 pada mereka apa yg hatiku rasakan, aku tumpahkan semuanya. Tetapi justru itu membuat mereka tambah murka, mereka juga malah menuduhku telah
diguna2, dan menyarankanku supaya sadar. Oh Ya Allah...Aku sehat wal afiat, Insya Allah saat itu tak ada satupun guna2 pada diriku. Semua keinginanku adalah murni dari hatiku, panggilan jiwaku, yg tak bisa lagi aku cegah. Aku jelaskan pada mama dan papa, bahwa aku sudah cukup umur,dan bukan lagi gadis remaja lagi, sehingga apapun keputusanku, aku bisa pertanggungjawabkan . Aku bisa mandiri andai keputusan hidupku itu memang menghendaki demikian. Papa dan mamaku tetap pada pendirian mereka, bahkan mereka menantangku, kalau sanggup hidup mandiri, sekarang juga serahkan seluruh harta ku yg aku punya selama ini, yg aku dapat selama hidup dengan mereka.


Karena tekatku sudah bulat. Malam itu pula seluruh kartu credit, ATM, buku2 bank, aku serahkan pada mereka. Uang yg aku punya benar2 hanya tinggal yang ada di dompetku. Aku sepertinya tinggal menunggu waktu saja untuk meninggalkan rumah ini. Keesokan paginya, karena ada suatu keperluan aku ingin membuka lemari besi tempat penyimpanan surat2 berharga di rumah kami. Tetapi berulang kali aku mencoba, aku tak bisa membukanya. Ternyata nomor kombinasinya sudah diubah oleh mama papaku. Padahal didalamnya  ada barang2 penting pribadiku, seperti Ijasah, perhiasan, dll. Aku mencoba menelpon papaku, menanyakan hal ini, dan lagi2 aku mandapatkan jawaban yg menyedihkan hatiku. Papaku menyindirku, kalau sanggup hidup mandiri, kenapa masih mau membuka lemari besi milik keluarga, pasti ada barang2 yg mau dijual didalamnya. Aku benar2 sudah dikucilkan, dan mereka benar2 mencoba menyiksaku dengan cara demikian, sehingga mereka pikir aku akan
menyerah, dan akhirnya mengikuti apa yg mereka mau. Aku adukan semua itu ke mas Fariz, dan aku katakan kalau aku akan meninggalkan rumah orang tua ku. Dia tak bisa berkata apa2. Hanya ingatkan aku jangan sampai memutus silaturahmi dengan orang tua.


Saudara2 ku..


Beberapa hari setelah kejadian itu, aku benar2 meninggalkan rumah. Aku akan tinggal kost didekat kantorku. Aku berpamitan baik2 pada mama dan papa ku. Tapi mereka menolehpun tidak. Aku masih punya cukup uang di dompet. Aku bersumpah tak akan meminta uang lagi sepeserpun dari mereka.
Aku bertekad membuktikan kata2 ku untuk hidup mandiri tanpa harta siapapun demi mempertahankan keyakinan ku. Selama aku bekerja diperusahaan  papaku, memang secara formal aku di gaji sesuai dengan posisi kerjaku di perusahaan.Tapi disamping itu tiap bulan, tentu diluar formal perusahaan, aku mendapat uang saku dari papa ku yg lumayan banyak, hampir 20x lipat dari gaji resmiku. Sehingga penghasilan total sebulan bisa cukup untuk
hidup mewah setahun. Bahkan seluruh uang simpananku di bank, sudah mencapai 10 digit. Tentu bukan jumlah sedikit. Bahkan mungkin cukup untuk biaya hidup seumur hidupku tanpa bekerja.
Aku berharap perusahaan papaku masih memberikan gajiku, dan itu aku anggap memang uang hasil kerjaku, bukan pemberian. Tapi diakhir bulan aku tak memperoleh sepeserpun. Aku sudah meminta agar bisa diberikan cash.
Ketika aku tanyakan ke bagian pembayaran gaji, ternyata mereka sudah diperintahkan papaku untuk menahan gajiku. Ya Allah, mereka benar2 melakukan cara apapun agar aku benar2 menderita dan pada akhirnya menyerah.


Saat itu juga aku langsung mengundurkan diri dari perusahaan papaku itu.
Aku tinggalkan perusahaan itu selama2nya.


Ketika aku adukan hal ini pada mas Fariz dia amat sangat sedih dan meminta maaf padaku, karena gara2 dia hidupku jadi menderita. Dia rela andai  aku tidak kuat dan merubah keputusan. Aku peluk dia, dan aku pastikan keputusanku tak akan berubah, dan aku makin ingin bisa hidup bersama dia.
Saat itu hanya dialah sandaran hidupku. Dengan berlinangan air mata, dia sekali lagi menanyakan padaku, apakah aku menyesal dengan keputusanku, dan apakan aku rela bila menjadi muslimah dan menjadi istrinya. Saat itu juga aku cium tangannya, dan aku katakan, aku korbankan seluruh kehidupanku hanya untuk bisa hidup bersamanya, dan aku tak akan mudur ataupun menyesalinya, apapun yg terjadi aku akan hadapi iklas lahir dan batin.


Singkat cerita, dengan diantar mas Fariz aku mengucapkan 2 kalimah syahadat di sebuah masjid dikota kami, disaksikan imam dan beberapa jemaah masjid tsb. Akhirnya penantian panjangku tercapai sudah, walau harus mengorbankan kehidupanku. Tapi aku tak pernah menyesali. Mas Fariz lalu mengajakku segera menikah di kota kelahirannya, karena kebetulan perusahaan tempat dia bekerja akan memindahkan dia ke pulau Jawa.


Sebelum menikah, kami berdua mendatangi rumah papa dan mama, kami akan mohon restu baik2 pada mereka. Tetapi bapak satpam yg berjaga dipintu gerbang mengatakan kalau dia diperintahkan untuk tidak membuka pintu apabila kami berdua datang. Sebenarnya bapak satpam tersebut bersedia membuka pintu karena dia masih mengenalku. Tapi aku melarangnya, karena khawatir akan mencelakakan pekerjaan dia. Biarlah cukup aku saja yg menderita, aku tak ingin orang lain ikut terkena akibatnya. Aku tinggalkan secarik surat , yg isinya memohon doa restu dari mama papa, bahwa aku akan menikah dengan mas Fariz, juga aku katakan kalau aku sudah jadi muslimah.
Aku bisa lihat mata bapak satpam itu berkaca2 sewaktu aku katakan aku sudah jadi mualaf.


Awalnya keluarga mas Fariz menanyakan ketidakhadiran keluargaku di pernikahan kami. Tapi setelelah mas Fariz ceritakan panjang lebar,akhirnya keluarga mau memahami. Kami menikah secara sederhana di kota tempat keluarga mas Fariz bermukim. Keluarganya amat sangat menerimaku dengan hangat, mereka sama sekali tidak mempermasalahkan ras keturunanku.
Malah ibu mertuaku amat sayang padaku.
Setelah menikah, aku dan mas Fariz menetap di pulau Jawa. Aku amat sangat bahagia, bisa menjadi pendamping hidup dia. Aku merasakan dia bukan sekedar suami, tapi memang benar2 soulmate hidupku, yg aku cari2 sepanjang hidupku.


Aku hidup dirumah yg sederhana dan hari2ku aku lalui dengan penuh kebahagiaan, dan aku tak mengeluh sedikitpun dengan yg mas Fariz  berikan untukku. Aku tak lagi bekerja, karena aku benar2 ingin mengabdi pada suamiku, dan disamping itu semua ijasahku masih tersimpan di lemari besi di rumah mama papa, aku tak bisa melamar pekerjaan dimanapun. Aku juga tak mau meminta surat keterangan bekerja di perusahaan papaku. Aku ingin buktikan bisa hidup mandiri dengan suamiku. Mas Fariz amat sangat menyayangiku, tiap pagi sebelum berangkat ke kantor dia memeluku. Tiap hari aku bawakan dia 'lunch box' untuk makan siang karena aku tak mau makanan yg masuk ke perutnya berasal dari masakan orang lain. Aku  benar2 posesif, ingin memiliki dan melayani dia secara total. Setiap hari aku bangun sebelum dia bangun, dan aku baru tidur setelah dia benar2 tidur,untuk memastikan dia sudah benar2 tak perlu aku layani lagi. Aku siapkan celana, baju, kaus kaki dia tiap pagi sebelum berangkat kerja. Sehingga dia tak perlu lagi memikirkan pakaian apa yg harus dia pakai tiap pagi.
Bahkan aku potongkan kukunya bila sudah panjang Pokoknya dia benar2 aku jadikan pangeran bagi diriku.


Tiap malam sebelum tidur, kami selalu mengobrol dan saling mengajarkan bahasa. Dia mengajariku bahasa jawa, sadangkan aku mengajari dia bahasa mandarin. Dia amat cepat belajar mandarin, dalam waktu singkat dia sudah menguasai beberapa kata2 yg umum diucapkan, kadang dia mengajak ku bicara mandarin dirumah. Memang perusahaan tempat dia bekerja milik keluarga dari etnis keturuan seperti aku, dan banyak behubungan dengan warga
keturunan, sehingga bila mampu berbahasa mereka akan merupakan keuntungan tambahan.


Suatu ketika dia pulang membawa sepeda motor, dia katakan kalau kantornya memberinya pinjaman cicilan motor. Memang hanya sepeda motor, tapi aku sangat bahagia sekali dengan yg dia dapatkan. Berulangkali dia minta maaf tidak bisa belikan aku mobil mewah seperti yg aku pernah aku miliki dulu.
Aku katakan pd dia motor yg sekarang kita miliki bagiku jauh lebih mewah dari mobil yg dulu aku miliki. Karena motor ini bukan sekedar dibeli dengan uang, tapi juga cinta, yg tak akan ternilai berapapun banyaknya uang.


Kehidupan perkawian kami amat indah, kalau dirumah nyaris kami tak bisa berjauhan. Karena tiap hari bagi kami adalah bulan madu, maka hanya setahun kemudian lahirlah anak pertama (dan satu2nya) kami. Bayi laki2 itu kami namai, sebut saja 'Faisal'. Mas Fariz yg membacakan Azan dan qomat,ketika bayi kami lahir. Aku merasa lengkap sudah kebahagiaanku. Tiap hari aku tambah bahagia bisa merasakan ada 2 orang "Fariz" didalam rumahku. Saat mas Fariz ke kantor, aku di temani Fariz kecil, bayiku. Oh alangkah bahagianya. Aku mencintai 2 orang yg sama darah dagingnya.


Tiga tahun sudah anak kami hadir bersama kami. Mas Fariz terus bercita2 ingin mendatangi orangtua ku, oma opa si Faisal. Dia benar2 ingin memperkenalkan cucu mereka dan menyatukan aku dengan papa mama ku lagi.
Dia berharap dengan kehadiran Faisal, akan meluluhkan hati orang tuaku.Tapi tiap kali aku menelpon papa mama ku masih bersikap seperti dulu,bahkan waktu aku katakan bahwa mereka sudah mempunyai cucu dari ku,mereka hanya menjawab, kalau mereka tidak merasa mempunyai keturunan dari ku..Ohh malangnya anakku. Aku amat sedih, teganya papa dan mama ku berkata spt itu. Aku masih memaklumi apabila mereka membenciku, tapi jangan pada
anakku, cucu mereka, darah daging mereka sendiri.


Mas Fariz hanya menyuruhku bersabar, dia percaya kelak papa dan mama akan menerima mereka. Tapi sebelum harapan mas Fariz terpenuhi, musibah mulai datang....


Suatu ketika, mas Fariz pulang kerumah lebih awal, dia cuma merasa gak enak badan seperti orang masuk angin. Aku menyuruhnya segera istirahat dan tidur, dan memberi obat penghilang sakit. Malam harinya, tubuhnya mulai panas dan menggigil. Keesokan paginya aku mengantar dia ke dokter, waktu itu dokter hanya katakan kalau mas Fariz hanya demam biasa sehingga
hanya diberi obat penurun panas, dan disuruh istirahat. Tapi malamnya tubuh nya tetap panas, dan menggigil, bahkan sampai mengigau. Aku sudah ajak mas Fariz untuk ke rumah sakit keesokan harinya. Tapi dia menolak, karena dia bilang hanya demam biasa, dan tak apapa, beberapa hari pasti sembuh.
Sampai hari ke empat kondisinya makin parah, akhirnya disampai tak sadarkan diri, bahkan dari hidungnya kaluar darah. Dengan pertolongan para tetangga, suamiku segera dibawa ke RS. Hasil pemeriksaan daranhnya menunjukan trombositnya hanya tinggal 26ribu. Padahal orang normal harus diatas 150rb. Suamiku terkena demam berdarah, Dokter menyalahkan aku kenapa tidak segera dibawa ke RS lebih awal, karena serangan terberat demam berdarah adalah pada hari 5. Kalau kondisi tubuh tidak kuat, bisa amat berbahaya. Besoknya, hari ke 5, memang benar2 makin parah kondisi suamiku, napasnya makin berat, trombositnya belum beranjak naik ,tubuhnya sudah benar2 digerogoti penyakit itu, malam itu setengah mengigau, dia memanggil namaku, lalu aku genggam tangannya dan aku dekati telingaku ke mulutnya, aku bisa dengarkan dia mencoba mengucapkan sesuatu, dan air matanya meleleh. Dia coba ucapkan kata2 "Maafkan aku" lalu aku tenangkan dia, kalau tak ada yg perlu dimaafkan. Aku iklas lahir bathin mendampingi dia. Setelah mendengar kata2ku, dia tampak tenang, lalu dengan satu
tarikan napas dia coba mengucapkan "Lailahailallah" lalu dia pergi selama2nya meninggalkan aku. Dia pergi di pelukan ku. Aku ingat suatu ketika dia pernah berucap, andai Tuhan mengijinkan, dia ingin meninggal terlebih dahulu dari aku, dan dalam pelukanku, sebab ia ingin aku menjadi orang terakhir dalam hidupnya yg dia lihat. Aku sempat memarahi dia,
jangan bilang seperti itu. Tapi dia bilang serius, kalau dia gak akan sanggup kalau aku yg meninggalkan dia terlebih dahulu. Ternyata Tuhan benar2 mengabulkan permohonan dia. Orang yg aku jadikan sandaran satu2nya dalam hidup ini telah pergi selama2nya. Tak terkirakan amat sedih dan hancurnya hatiku. Andai aku tak ingat dengan si kecil Faisal, mungkin aku sudah ingin segera menyusul mas Fariz dialam sana .


Mas Fariz benar2 orang yg jujur dan baik, waktu penguburan seluruh rekan2 kerja, bahkan big boss tempat bekerja hadir. Waktu aku tanyakan apakah ada hutang piutang mas Fariz yg harus aku selesaikan. Mereka katakan tidak ada sama sekali, bahkan kantornya memberikan santunan 4x gaji, ditambah  uang duka dari rekan2nya. Aku juga ditawarkan bekerja di perusahaan tsb.
Tapi untuk saat itu aku benar2 gak sanggup melakukan apapun. Aku merasa setengah dari nyawaku sudah hilang. Selama 3 bulan aku berduka, aku tak sanggup pergi dan melakukan apapun. Bahkan tiap tidur, aku masih membayangkan mas Fariz disampingku. Akhirnya untuk semantara waktu aku tinggal dengan ibu mertuaku, supaya Faisal ada yg mengasuh. Rumah dan motor aku jual, karena aku tak sanggup membayangkan kenangan bersama mas Fariz tiap aku
melihatnya. Hampir setengah tahun tinggal dengan mertuaku, sampai akhirnya aku putuskan kembali ke kota asalku. Sebenarnya ibu mertuaku amat baik dan sayang padaku. Tapi aku tahu diri gak mungkin selamanya bergantung pada siapapun. Aku harus bisa mandiri, membesarkan anakku, satu2nya hartaku yg tersisa.


Aku pulang ke kota asalku dengan sisa uang yg aku punya. Lalu aku mengontrak rumah, dan membuka toko kecil2an di depannya. Tetapi mungkin karena aku masih terus berduka dan terbayang suamiku, sehingga aku kadang kurang memikirkan usahaku ini, sampai akhirnya usahaku ini bangkrut.
Tokokupun aku tutup, uangku habis untuk membayar tagihan2 para suplier barang, semantara penjualanku tak seberapa menguntungkan.
Aku sebenarnya tidak pernah putus asa, apapun aku jalani asal halal.Pernah aku coba jadi pelayan restoran, tapi hanya beberapa bulan, karena anakku tak ada yg jaga. Sampai akhirnya aku benar2 kehabisan uang, tak sanggup lagi membayar kontrakan. Dengan membawa koper isi pakaian, aku menggendong anakku, berjalan tanpa tujuan. Aku benar2 bingung akan kemana.
Pernah terlintas di benakku untuk kembali ke keluargaku. Tapi justru dengan kondisi seperti ini mereka pasti akan merasa menang. Mereka akan tertawa terbahak2 dan terus bisa mengejek ku seumur hidupku, bahwa aku gagal dalam memilih jalan hidup. Akhirnya ditengah rasa putus asa, aku teringat masjid tempat dulu aku pertama kali mengucapkan kalimat sahadat.
Masjid itu memang bukan masjid raya dikota kami, tapi karena masjid yg tua dan bersejarah, maka banyak jemaah yg datang. Aku berpikir, dulu aku memulai jalan hidupku dari masjid itu, sehingga kalaupun jalan hidupku berakhir aku ingin di masjid itu pula. Aku datangi masjid tsb. Dan aku shalat mohon petunjuk. Anakku karena kelelahan tertidur di sampingku.
Aku tak punya uang untuk membeli makanan. Akhirnya aku hanya bisa menangis.
Rupanya tangisku didengar oleh seorang bapak, dan beliau rupanya imam masjid tersebut, dan dia yg dulu membimbingku membaca syahadat. Aku tak lupa dengan wajahnya, tetapi dia pasti sudah tak ingat dengan wajahku, karena wajahku tak sesegar dulu lagi. Sewaktu aku  perkenalkan diriku dan aku katakan bahwa aku dulu mualaf yg beliau bimbing, dia langsung ingat tapi juga kaget dengan kondisiku yg seperti ini.


Akhirnya aku ceritakan semuanya pada beliau, sebab aku merasa tak ada lagi orang di dunia ini yg aku jadikan sandaran hidupku.


Setelah selesai mendengar ceritaku, dia menyuruh aku agar jangan pergi kemana2, dan tetap tinggal di masjid, beliau juga menyuruh salah seorang jemaah untuk membelikan makanan untuk aku dan anakku. Sebentar kemudian dia pergi meninggalkan ku, sambil berpesan akan segera kembali menemuiku (rupanya dia pergi mencari tempat untuk aku bisa tinggali). Tak lama beliau kembali menemui ku, sambil tersenyum dia katakan, mulai malam ini aku sudah memperoleh tempat tinggal. Aku diajak ke belakang masjid,disitu ada sebuah bagunan tambahan yg terdiri dari beberapa ruangan. Biasanya ruangan itu untuk gudang menyimpan peralatan masjid, seperti tikar, kursi2, dll. Salah satu ruangnya tampak sudah kosong, dan dia menunjuk bahwa itu lah rumah ku. Aku boleh menempatinya selama mungkin aku mau.
Ruang disebelahnya ditempati olah pak tua penjaga masjid, sehingga aku ada yg menemani. Ruangan tsb hanya berukuran kurang lebih 2x2m. Pak Imam masjid itu juga menambahkan, kalau nanti aku diberikan honor sekedarnya,kalau mau membantu2 membersikan masjid, sehingga cukup untuk makan.
Bahkan beliau menambahkan kalau aku bisa datang kerumahnya sekedar2 membantu2 istrinya memasak, kerena memang rumah beliau hanya beberapa ratus meter dari masjid.


Alhamdulilah, aku amat bersyukur ternyata Allah mendengar doaku. Aku ingat, bahwa Allah tak akan menguji hambanya dengan melebihi beban yg sanggup dia pikul. Aku sudah bersyukur bisa memperoleh tempat berteduh,walau hanya kamarnya kecil (jauh lebih kecil dibanding kamar mandiku, saat dirumah orang tuaku). Ada lagi yg membuatku merasa tenang, karena ku tinggal berdekatan dengan rumah Allah, tiap aku merasa sedih, aku tinggalmasuk kedalam masjid, dan mengadukan langsung pada Allah. Karena tinggal dekat dgn masjid, otomatis shalatku tak terlewatkan sekalipun.
Alhamdulilah hidupku sedikit2 demi sedikit mulai tenang. Aku sering membantu istri pak Iman memasak dirumahnya, dan sebagai imbalannya, beliau selalu membekali makanan untuk aku bawa pulang. Sehingga aku tak perlu risau memikirkan makanan sehari2. Kalau pak Imam sekeluarga ada keperluan keluar kota , akulah yang dititipi untuk menjaga rumahnya, dan aku bisa tinggal dirumahnya. Sebenarnya mereka sudah menawarkan aku untuk tinggal
bersama mereka. Tapi aku tahu diri tak mau terus menerus merepotkan orang lain.


Pekerjaanku rutinku tiap hari adalah, membersihkan halaman masjid,
membersihkan kaca2 jendela, Sedangkan pak tua mengepel lantai masjid.
Tiap
minggu aku mendapakan honor sekedarnya dari hasil kotak amal di masjid,
tapi kadang aku tak mendapatkan sepeserpun, karena kadang sudah habis
untuk keperluan masjid, tapi aku lakukan itu dengan senang hati dan
iklas.
Sementara ini aku benar2 ingin mengabdi pada Masjid ini, sebagai tanda
terimakasih ku. Aku tak mau bersusah payah kesana kemari mencari pekerjaan, Aku percaya kelak masjid ini pula yang akan memberiku jalan memperoleh pekerjaan.


Kadang malam hari aku duduk2 diteras masjid, mengobrol dengan pak tua.
Dia bercerita kalau anak2nya masih ada di kampung, tapi dia juga tak mau merepotkan anak2nya. Selama masih kuat, dia tak mau merepotkan orang lain.
Lalu saat giliran aku cerita, kadang aku bingung harus cerita apa..???
Apa aku ceritakan kalau dulu aku pernah naik kapal pesiar keliling eropa, atau aku pernah menginap di hotel mewah di las vegas , atau aku punya apartment mewah di Australia ..Ahh pasti dia akan tertawa dan menganggap aku berhayal, sebab jangankan tinggal dihotel, sekarang ini uang yg aku punya tak lebih banyak dari 20ribu..


Dulu tiap minggu aku bisa membeli peralatan make up, eye shadow, lipstick, dll jutaan rupiah. Sekarang ini make up ku hanyalah air wudhu ku tiap aku shalat. Tetapi justru banyak yang mengatakan kalau wajahku tetap bersih,cantik, alami. Kadang orang berpikir aku masih memakai make up.
Yah..mungkin Allah yang memakaikan make up untuk ku. Kecantikan datang dari dalam. Inner Beauty. Banyak yg bilang, dengan mata sipit ku dibalik kerudung, aku terlihat cantik.


Tak terasa aku sudah hampir 2 tahun menetap di masjid itu, anakku sudah sekolah di SD dekat masjid milik suatu yayasan dan tanpa membayar sepeserpun. Aku hanya membelikan seragam dan alat2 sekolah. Bahagianya hatiku melihat anakku sudah masuk sekolah..oh, seandainya mas Fariz masih ada dan melihat anak kita dihari pertama pergi ke sekolah.. Anakku rupanya tumbuh besar dalam keprihatinan, sehingga dia sangat tahu diri, dia tak pernah sekalipun merengek2 minta dibelikan ini itu seperti layaknya  anak2 lain. Pernah hatiku amat terenyuh. Ketika dia pulang sekolah dengan kaki telanjang, sambil menenteng2 sepatunya. Sambil tertawa, tanpa mengeluh, dia malah menunjukan sepatunya kepadaku "Ma, sepatu Faisal udah minta makan". Maksudnya sepatunya udah robek depannya, seperti mulut minta makan. Melihat dia tertawa, akupun ikutan tertawa, walau hatiku rasanya ingin menangis. Andai dia tahu, dulu mamanya selalu memakai sepatu berharga jutaan rupiah, sekarang ini membelikan sepatu anaku yg  murahpun aku belum sanggup. Alhasil selama 2 hari anakku kesekolah memakai
sepatu yg robek itu, sampai akhirnya aku belikan sepatu bekas. yg lebih layak dipakai. Aku bersyukur mempunyai anak yg amat tahu diri. Tak mau membebani ibunya. Memang anak yg shaleh akan menjadi bekal yg amat bernilai buat orang tua. Pak Imam masjid kadang menengok kami, dan menanyakan keadaan kami. Dia sering cerita, gimana istri nabi Muhammad dulu hidupnya jauh lebih menderita, tetapi tetap tabah menghadapi cobaan dan tak goyah
keimanannya. Beliau kadang bilang, kalau aku pasti akan jadi ahli surga.
Berulangkali dia bilang, kalau orang lain gak akan mungkin sanggup menghadapi cobaan ini, tapi aku tetap bertahan memegang keyakinan, meninggalkan kenikmatan dunia yg justru pernah aku peroleh.


Suatu siang, aku melihat ada mobil datang ke halaman masjid, dari dalam mobil itu keluar 2 orang yg aku masih kenal. Yang satu perempuan bernama tante Grace, yg satunya lagi laki2 oom Albert. Mereka berdua merupakan lawyer untuk perusahaan dan keluarga kami. Entah gimana mereka bisa mengetahui aku ada disini. Mereka membawa sebundel amplop, dan mengajak aku berbicara. Aku bisa lihat mata tante Grace yg memerah menahan air mata sewaktu dia melihat tempat aku tinggal. Bahkan oom Albert suaranya bergetar seperti lehernya tersekat menahan sedih. Mereka katakan diutus oleh orang tua kami. Karena orang tua kami sudah tahu gimana keadaan ku sekarang. Mereka katakan didalam amplop yg mereka pegang isinya surat2 bank, ATM, Ijasahku, yg bisa aku miliki lagi. Bahkan aku dijemput untuk pulang ke rumah mama papa ku. Sejenak aku berbahagia, aku pikir orang tuaku sudah terbuka hatinya, aku bisa pergunakan uang yg cukup banyak itu untuk hidup yg lebih baik dgn anakku. Tetapi dengan suara terpatah2 om Albert melanjutkan, bahwa mama dan papa memberi syarat. Ketika aku tanyakan apa syaratnya. Mereka berdua nyaris tak sanggup melanjutkan pembicaraan.
Tante Grace makin menunduk menahan tangis. Akhirnya om Albert mengatakan kalau syaratnya aku dan anakku harus kembali ke keyakinan yg dulu aku anut.
Saat itu juga aku langsung menjawab, kalau aku tak akan mau menerima amplop itu, dan aku katakan agar kembalikan ke orang tuaku. Mereka amat sangat minta maaf padaku, karena mereka tahu aku tersinggung. Tapi aku juga sadar mereka hanya menjalankan tugas. Bahkan tante Grace menambahkan, andai mengikuti hati nurani pasti mereka udah serahkan itu amplop pada ku tanpa syarat apapun, tapi mereka terikat profesi mereka.


Akhirnya mereka pamit meninggalkan ku. Tapi beberapa saat kemudian mereka balik kembali menemui ku, aku pikir mereka akan membujukku. Tapi rupanya mereka berinisiatif memfoto copy ijasah2 ku dan menyerahkan copynya ke aku. Mereka lakukan atas inisiatif mereka sendiri, walau dengar resiko kehilangan pekerjaan. Mereka katakan hanya itu yg bisa mereka bantu
untukku. Oh terima kasih Tuhan... Sedikit2 Tuhan memberikan jalan untuk ku.


Akhirnya aku punya bukti kalau dulu aku pernah sekolah tinggi sampai di luar negri.


Rupanya Tuhan sudah cukup mengujiku, dan sepertinya aku mulai diberikan rewards atas ketabahanku selama ini. Tuhan mulai memberikan jalan yg terang untuk ku.


Suatu pagi di halaman masjid tampak 2 orang perempuan yg sedang mengamati
bangunan masjid. Satunya seorang bule entah dari negri mana, sedangkan satunya lagi perempuan lokal.


Kebetulan pak tua sedang di halaman, sehingga mereka menghampirinya, masjid tsb memang unik, karena merupakan bangunan tua, dengan arsitektur melayu kuno, sehingga kadang sering dikunjungi orang, dan biasanya pak tua lah yg menjadi juru bicara, karena memang dia yg tahu sejarah masjid  tsb.
Akupun banyak mendapat carita dari pak tua tentang masjid tsb sehingga aku tahu banyak pula tentang sejarah masjid tsb.


Aku hanya perhatikan dari jauh, dua orang pengunjung itu ngobrol dengan pak tua, sampai akhirnya aku lihat si bule agak kebingungan. Didorong rasa ingin tahu, aku hampiri mereka. Dengan sopan aku perkenalkan diri, dan menawarkan diri untuk membantu. Ternyata si bule itu adalah mahasiswi arsitektur dari Australia yg sedang melakukan study, sedangkan pendampingnya adalah mahasiswi arsitektur dari univ. T di kotaku yg bertugas sebagai  penterjemah, panggil saja 'Retno'. Rupanya si mahasiswi lokal tsb kurang lancar bahasa Inggrisnya sehingga membuat si bule kadang kebingungan mendengar terjemahan cerita dari pak tua. Dengan sopan pula aku ajukan diri untuk membantu sibule itu. Dengan bahasa inggrisku yg sangat lancar aku ceritakan dari awal sampai akhir semua tentang masjid
tsb. Aku ajak pula berkeliling ke tiap sudut masjid. Si bule tambah takjub ketika aku katakan pernah study di negrinya. Retno terus memandangiku setengah tidak percaya tentang diriku. Setelah puas mendapatkan informasi, sebelum pulang Retno berjanji akan menemui ku kembali segera, ada yg ingin dia tanyakan lebih banyak ttg diriku katanya. Aku dengan senang hati akan menerima kedatangannya kapan saja.


Beberapa hari kemudian Retno memang benar2 kembali datang menemuiku, kali ini dia sama sekali tidak membicarakan perihal arsitektur masjid. Tapi tentang diriku. Dia amat ingin tahu tentang diriku, akhirnya aku ceritakan dari awal sampai saat ini perjalanan hidupku ini. Dia amat bersimpati dan berkeinginan menolong ku. Walau aku tidak mengharapkan pertolong orang lain, tapi aku hargai niatnya membantuku. Dia bilang dengan pendidikan ku dan kemahiranku berbahasa asing, pasti aku akan dapatkan pekerjaan, apalagi aku sekarang sudah mempunyai bukti fotocopy ijasah ku. Kira2 seminggu kemudian dia kembali datang kepadaku, dan menyuruhku membuat surat lamaran, bahkan dia sendiri yg membawa kertasnya dan amplopnya.
Dia katakan di rektorat univ memerlukan beberapa tenaga honorer. Aku  terharu ada orang lain yg peduli mau membatuku tanpa pamrih, aku ucapkan banyak terimakasih padanya. Bagiku dia seperti diutus Tuhan untuk menolongku.
Tak lama kemudian aku mendapat kabar gambira, aku dipanggil menghadap ke rektorat universitasnya untuk test dan wawancara. Sebelum berangkat aku shalat memohon kapada Allah agar diberikan kelancaran. Anakku aku titipkan pak tua, yg memang sudah aku anggap sebagai orang tuaku sendiri.


Alhamdulilah semua test aku lalui dengan lancar, bahkan sewaktu wawancara bahasa Inggris, justru akulah yg lebih menguasai ketimbang yg mewawancaraiku. Dia sampai menyerah, dan mengatakan bhs inggrisku udah perfect melebihi kemampuan dia.


Tak sampai seminggu kemudian, Retno mendatangiku lagi, kali ini dia tampak gembira sekali, dia katakan dalam beberapa hari aku akan mendapat surat dari rektorat, yg isinya penerimaan aku sebagai karyawan. Dia bisa  lebih dulu tahu karena ada temannya yg bekerja disana. Langsung aku menuju masjid dan bersujud sukur lama sekali. Aku merasa telah lulus segala test yg diujikan Allah terhadapku. Memang kadangkala aku sering bertanya pada Allah, apakah karena aku mualaf sehingga Allah kurang percaya dengan keimananku, sehingga perlu mengujinya dengan ujian yg amat berat.


Walau sebagai karyawan honorer tapi aku sudah bersukur, yg penting aku sudah memperoleh penghasilan yg layak. Kerjaanku membantu bagian keuangan di rektorat, memang sesuai dengan ilmuku, tetapi mulai banyak orang yg tahu kalau aku lulusan dari luar negri. Setiap ada seminar dan memerlukan makalah dalam bahasa Inggris pasti aku yg diberikan tugas tambahan
untuk menyusunnya. Akupun banyak membantu menterjemahkan litelatur2 asing untuk dipergunakan para mahasiswa. Nyaris sejak 3 tahun terakhir, aku tidak pernah membeli baju baru. Dengan gajiku sekarang aku sudah bisa membeli lagi. Aku amat sangat senang bukan main, bisa membelikan pakaian yang bagus2 untuk anakku. Bahagia rasanya melihat anakku bisa aku berikan pakain yg layak. Pakaian sekolahnya yg sudah menguning, sekarang sudah aku belikan yg baru putih bersih, dan juga sepatu baru. Sepatunya yg dulu robek, masih aku simpan sebagai kenangan.


Beberapa bulan kemudian aku sudah mampu mengontrak rumah sendiri,  sebelum aku meninggalkan masjid tsb tak lupa aku berpamitan kerumah pak Imam, aku ucapkan banyak terimakasih atas pertolongannya, beliau katakan yg menolong bukan dia tetapi Allah SWT yg menolongku. Aku peluk dia lama sekali, dan aku katakan dahulu aku mengucapkan syahadat didepan dia, dan aku tak akan pernah mengingkarinya seumur hidupku, apapun yg terjadi. Sebelum pergi, aku sempat memandangi kamarku untuk terakhir kali, sempat beberapa menit aku tertegun, membayangkan, mungkin kelak ruangan ini akan dipakai oleh orang2 yg senasib seperti aku.....Aku berharap Semoga Allah memberi kekuatan....


Setelah aku melewati segala cobaan, Tuhan tampaknya terus menerus
memberikan semacam rewards kepadaku, belum genap setahun aku bekerja, pihak rektorat meberikan kabar, kalau statusku akan di tingkatkan menjadi karyawan tetap, bahkan beberapa dosen senior sudah menawariku untuk membantu mengajar. Memang rekan2 kerjaku mengatakan, kalau karirku bakal amat bagus, karena orang dengan kemampuan sepertiku amat dibutuhkan.Mereka bilang, kesuksesanku hanya menunggu waktu saja. Aku hanya bisa
mengucap puji syukur Alhamdulilah. Andai dulu aku sering berdoa dengan linangan air mata kesedihan, sekarangpun aku masih sering menangis ketika berdoa, tapi kali ini aku menangis bahagia.


Sampai saat ini aku masih sendirian, aku bertekad membesarkan anakku sebaik2nya, bagiku aku masih merasa istri dari mas Fariz. Masih sulit rasanya menggantikan dia dihatiku. Seperti yg aku pernah katakan, dia bukan hanya suami, tetapi soulmate ku, dan tak tergantikan. Tetapi entah kalau Allah mempunyai rencana lain untukku. Tiap memandang anakku, aku seperti melihat mas Fariz. Seperti dia masih mendampingiku.


Alhamdulilah dengan penghasilanku sekarang ini aku kini bahkan sudah mampu membeli sepeda motor untuk keperluan transportasiku. Kadang diakhir pekan aku berboncengan dengan anakku jalan2 rekreasi. Kadangkala aku sengaja lewat depan rumah orang tuaku, sambil aku katakan bahwa itulah rumah opa dan oma. Sering anakku bertanya, "Ma kapan kita pergi main kerumah
oma-opa? " Aku tak bisa menjawab, karena menahan air mata...


Walaupun begitu aku terus berdoa, semoga suatu saat kelak, kedua orangtuaku dibukakan pintu hatinya, kalaupun tidak mau menerima aku lagi, mohon terima anakku, cucunya, darah daging mereka sendiri.


Wassalam,
Mawar